Kamis, 28 Desember 2017

Kalibrasi XK3109-A6


1. Hidupkan Timbangan
2. Tekan tombol "C" dan "0" secara bersamaan 
3. Muncul " d    1"  Tekan enter "0" 
3. Muncul "dp"  Tekan enter "0"
5. Muncul "no load" Tekan enter "0"
6. Muncul "load" Tekan "T" untuk input berat standar 
8. Ubah Posisi Kursor dengan tombol "F" dan "*"
9. Setelah selesai input berat standar 
10. Naikan beban standar sesuai berat standar yang di input Tekan "0"
11. Jika berat sesuai dengan setingan akan Muncul "END
12. Timbangan selesai dikalibrasi.

Mohon kepada pengguna, untuk kita saling berbagi dengan cara setting / kalibrasi timbangan merk lain. 

Salam Berbagi Ilmu 
Aswano 085717923756  

Jumat, 15 Desember 2017

Kalibrasi Sonic A1-5



Masuk Menu setingan kalibrasi

1. Hidupkan Timbangan
2. Tekan /Tahan tombol Zero kemudian Matikan 
3. Muncul Call Sp tekan bintang.
4. Timbul 150 kg tekan bintang
5. Timbul 000000 tekan dan tahan tombol zero sebentar 3. Timbul angka sebelah kiri dan geser posisi angka dg tombol zero.
6. Masukan angka yg tadi digeser sesuai batu timbangan standar.
7. Letakan batu timbangan standar dan tekan bintang.
8. Nnt muncul angka sesuai dg berat batu timbangannya.
9. selesai matikan dan nyalahkan timbangan kembali. ok.

Ada 3 Menu Setingan 
1. Call Sp Untuk Kalibrasi
2. Set Untuk seting kap dan desimal
3. Fact untuk seting koneksi dengan komputer

Mohon kepada pengguna, untuk kita saling berbagi dengan cara setting / kalibrasi timbangan merk lain. 

Salam Berbagi Ilmu 
Aswano 085717923756  

Kalibrasi Precio 30 kg

Kalibrasi Timbangan Precio 30 Kg
Masuk menu kalibrasi precio
1. Buka cover timbangan, lepaskan jumper di dalam mainboard
2. Setelah jumper dilepas nyalahkan timbangan timbul "code"
3. Masukan kode "35590"
4. Muncul Pod1p  tekan M+
5. Muncul Pod1  tekan M+
6. Muncul dlu1  tekan M+

7. Muncul Pod2p  tekan M+
8. Muncul Pod2  tekan M+
9. Muncul dlu2  tekan M+

10. Muncul Pod3p  tekan M+
11. Muncul Pod3  tekan M+
12. Muncul dlu3  tekan M+

13 Muncul "cdlp" tekan M+
14 Muncul "cail" input beban standar
15 Tekan MR
16 Selesai Pindahkan Jumper seperti semula

Salam berbagi ilmu

Aswano 085717923756

Senin, 13 November 2017

Sistim Penangkal Petir (Grounding System)

SISTIM PENANGKAL PETIR (GROUNDING SYSTEM) 

UNTUK BANGUNAN RUMAH

Bagi kita yang tinggal di daerah yang banyak petir, mungkin kita sudah sering melihat kiltan cahaya dan suara gemuruh yang ditimbulkan oleh petir. Dan jika petir yang terjadi dekat dengan tempat kita berada sering merasakan adanya semacam sengatan listrik ke tubuh kita. Secara teoritis petir  terjadi  karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron). dimana  muatan akan diteruskannya ke bumi.Karena sifat petir adalah meneruskan muatan ke bumi, maka muatan akan mengejar tempat paling dekat padanya sebagai penghantar ke bumi.
Untuk mengantisipasi resiko  bilamana petir berada dekat rumah kita, perlu  membuat sistim penangkal petir (grounding system) di rumah kita. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kita dari sambaran petir dan juga    barang barang elektronik  dari arus lebih yang diakibatkan oleh petir yang mengenai sekeliling rumah  .  Tetapi dengan pembuatan penangkal petir berarti bukan 100% membuat kita aman dari resiko petir tersebut.
Berikut   uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional yang bisa diterapkan di bangunan rumah tinggal.
Secara umum bagian dan  sistim pemasagan penangkal petir  adalah sebagai berikut :
  1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.  
  2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan  biasanya jenis kabel BC  ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel BCC atau NYY   (kabel tembaga terbungkus). 
  3. Terminal, 
  4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah. Menggunakan sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3-4 m.  
Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :
  • Menghantar muatan dari petir ke bumi.
  •  Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat bantu arester yang sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih dapat di hantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan elektronik didalam rumah.
  •  Bilamana ada tegangan  lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam rumah, alat alat elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian sehingga tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi , hal ini  akan mengurangi kerusakan barang barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub – sub terminal didalam rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan estetika.

Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian :
  1. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas bangunan rumah . Dapat juga dilakukan denganmenambah ketinggian dengan menambah  pipa untuk mendapatkan  radius yang lebih besar dari sambaran petir. Bahan yang digunakan adalah dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini ada berbagai macam dipasaran ada jenis splitzen tunggal ataupun bentuk trisula.  Spliten dihubungkan ke terminal atau langsung ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .
  2. Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda bisa memasangkan sub terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan  ukuran kira kira 5 cm x 20 cm.  Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke Terminal dengan menggunakan kabel BCC/ NYY 15 mm.
  3. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda bisa menambah arester di sistim instalasi listrik , dimana arester  kemudian di hubungkan ke terminal grounding dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.
  4. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum diteruskan ke pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat menggunakan plat tembaga dengan ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan rumah dengan menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal dihubungkan ke sistim pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.
  5. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan sitim pembumian adalah dibawah 3 ohm untuk kemanan barang-barang elektronik . Pada dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah berhubungan dengan tanah dimana pipa dipasangkan, dimana kekedapan tanah yang tinggi adalah tempat yang paling bagus untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang rendah. Dianjurkan tidak menanam pipa didaerah berpasir ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan pembumian akan semakin tinggi.
  6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan beberapa pipa tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan menanam pipa   dalam hingga lebih dari 20 m. Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sitim pembumian dapat ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan bersamaan dengan bentonite.   

Semoga bermanfaat!!!
https://khedanta.wordpress.com

PERAWATAN TIMBANGAN

CARA PERAWATAN TIMBANGAN

Langkah langkah yg harus dilakukan saat menyalakan timbangan:



1. Semua Posisi kabel timbangan dan alat pendukung yg terkoneksi ke timbangan harus terlepas dari jala2 listrik PLN.
2. Jika hanya menggunakan stavolt (merek apapun) wajib nyalakan dahulu stavolt,kemudian nyalakan UPS, kemudian tancapkan kabel power timbangan ke jala jala listrik output stavolt. (jika ada UPS, maka kabel power timbangan wajib diletakkan di output UPS)
3. nyalakan printer
4. nyalakan computer (jika ada)

Langkah langkah yg harus dilakukan saat mematikan timbangan :

1. Tekan tombol on/off hingga keluar tulisan “standby” di layar timbangan.
2. matikan printer
3. matikan computer (jika ada)
4. matikan UPS (Jika ada)
5. matikan stavolt / cabut power stavolt dan semua jaringan listrik tempat alat2 pendukung timbangan dari jala – jala listrik PLN.

Yang harus diperhatikan selama kegiatan penimbangan :

1. Wajib memperhatikan cuaca disekitar wilayah timbang. Jika sudah terlihat mendung gelap,hujan dan petir, harap stop penimbangan dan cabut semua power timbangan dan alat2 pendukungnya (ups,printer,computer) dari jala2 listrik PLN.
2. Wajib dihindarkan peletakan alat2 komunikasi berbasis radio (HT) didekat/diatas alat2 pendukung timbangan(computer,ups,printer,stavolt)
3. Wajib memperhatikan kebersihan sekitar jembatan timbang. Jika sudah terlihat banyak sampah dan kerikil2 yg mengisi sela2 timbangan, harap dibersihkan. (Agar terhindar dari kotoran mengganjal dan bahaya tikus)
4. Jika sudah stop menimbang, maka semua koneksi power timbangan dan alat2 pendukung yg terkoneksi ke timbangan (UPS,PRINTER,KOMPUTER) WAJIB DICABUT dari jala jala listrik PLN. (Agar terhindar dari serangan petir yg masuk melalui jaringan kabel kabel PLN)
5. Jembatan timbang adalah alat untuk menimbang,sesuai dengan fungsinya, maka seyogyanya yg melewati jembatan timbang hanyalah mereka yg melakukan penimbangan. Selain hal tersebut,wajib dihindari.
6. Semua kendaraan yg masuk ke jembatan timbang diwajibkan masuk dengan kecepatan rendah dan langsam,kemudian mengerem dengan normal (tidak mendadak). (Agar komponen bumper,loadcell timbangan awet).

CARA PERAWATAN TIMBANGAN

Pastikan yg utama dan pertama adalah timbangan anda bisa bergoyang dgn sempurna seperti goyang dumang cita citata 😀
Pastikan sela – sela antara cor rampge dan besi jembatan, bawah besi timbangan dan loadcell serta bumper2 baut tidak ada kotoran menggumpal, karena jika sampai terjadi, maka timbangan akan minus hingga ratusan KG
pastikan membuka tutup manhole (jika ada) utk kemudian diberi lapipsan grease atau stempet pada kaki kaki sensor loadcellnya setiap minimal 3 bulan sekali. Hal ini berguna supaya baja sensor awet dan tidak mudah aus
Perhatikan pipa pipa yg menutupi jalannya kabel loadcell, tutup ujung2nya agar tak dimasuki tikus, secara rajin siram dengan solar atau cairan berbau keras jika daerah tersebut rawan tikus, jika pipa rusak, maka sebaiknya diganti, karena hal itu utk meminimalisasi kabel dimakan tikus.
demikian saran pemakaian dan perawatan timbangan yg baik dan benar. Semoga bermanfaat.

Kamis, 24 Agustus 2017

Kalibrasi timbangan Digital ACIS type AW-series


Timbangan adalah alat ukur yang sangat banyak dibutukan oleh semua kalangan, mulai dari perorangan hingga industri.dimasa ini sekarang sudah banyak pengguna timbangan, mulai dari model analog (yang biasanya digunakan di pasar) hingga timbangan digital yang sekarang sudah menjadi alat yang lebih diminati karena keakuratannya.  nah gimana kalau timbangan digital kita hasil timbangnya tidak cocok, tentu pelanggan akan merasa kecewa. nah dipostingan kali ini akan saya bagikan ilmu saya, kali ini untuk cara kalibrasi timbangan digital ACIS type AW-series dimana sebenarya type ini ada beberapa kapasitas mulai 3kg hingga 30kg.caranya mudah kok, cukup siapkan batu timbel /batu standart ,ok kita langsung saja....:


kali ini saya akan memakai contoh yang kapasitas 15kg, langka awal pastikan timbangan diletakkan di tempat yang rata lalu nyalakan timbangan
  • setelah timbangan on, tahan tombol ZERO hingga timbangan berbunyi "tit" panjang lalu lepaskan
  • pada display akan muncul CAL, tekan tombol ZERO 1x
  • muncul 0, ubah sesuai batu standart yang dimiliki misal 5kg (ingat sesuaikan dengan kapasitas timbangan, minimum 1/3 dari kapasitas), ketik 5000 dengan mengkombinasikan tombol UNIT dan TARE 
  • naikkan batu standart ke timbangan, tunggu hingga timbangan stabil (kira-kira 5-10 detik) lalu tekan tombol ZERO
  • jika kalibrasi yang dilakukan benar maka pada display akan muncul 5000 jika tidak ulangi lagi
ok selamat mencoba, nanti dipostingan berikutnya akan saya kasih tahu cara seting type lainnya dan cara menangani setiap trouble pada timbangan digital. 

Jumat, 02 Juni 2017

Kalibrasi AND HW 200 KGL


Kalibrasi Timbangan Bench Scale 
AND HW 200 KGL Series

  • kondisikan timbangan pada permukaan yang rata lalu nyalakan timbangan
  • tekan dan tahan tombol CAL yang terdapat pada bagian belakang timbangan
  • muncul CAL0, tunggu stabil lalu tekan MODE
  • muncul CAL F/ 60.000 (untuk kapasitas 60 kg)
  • kombinasikan tombol SET dan SAMPLE untuk mengubah beban SPAN sesuai berat yang kita kehendaki (misal 20.000 untuk 20 kg)
  • naikkan beban dan tunggu muncul tanda stabil
  • tekan MODE
  • muncul END
  • tekan tombol CAL
  • muncul angka blank lalu 20.000
  • selesai
Mohon kepada pengguna, untuk kita saling berbagi dengan cara setting / kalibrasi timbangan merk lain. 

Salam Berbagi Ilmu 
Aswano 085717923756  

Kamis, 13 April 2017

Asphal Mixing Plant




 Asphal Mixing Plant




Dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya Asphalt Mixing Plant (AMP) dibagi menjadi dua tipe yaitu :
(1) AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya. 
(2) AMP yang portable (mudah dipindah-pindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran aspal.

 Jika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP terbagi menjadi tiga tipe yaitu :
(1) AMP tipe batch (timbangan). (2) AMP tipe menerus (continous) (3) AMP tipe drum-mix.
Pada AMP tipe timbangan mempunyai timbangan untuk agregat, timbangan untuk bahan pengisi (filler), timbangan untuk aspal. Agregat panas, filler serta aspal yang telah ditimbang tersebut di masukkan dan diaduk di dalam pugmill. Pada AMP tipe menerus maka gradasi campuran didapat dengan pengaturan keluaran agregat bin panas yang dicampur dengan kadar aspal yang diatur melalui pengaturan kecepatan pompa aspal. Sedangkan pada AMP tipe drum maka agregat yang dikeringkan dan dipanaskan dalam drum juga dicampur dengan aspal dengan mengatur kecepatan pompa aspal. 

1. Bagian Utama AMP Tipe Batch Dan AMP Tipe Continous  
Bagian-bagian komponen dan pengoperasian dan AMP tipe batch dan tipe continous secara garis besar hampir sama yaitu terdiri dari :
 
1.1 Sistem Pemasok Agregat Dingin (Cold Aggregate Feeder) Sistem pemasok agregat dingin umumnya digunakan pada unit produksi yang mudah dipindah-pindah dan dipasang pada empat atau lebih bin (penampung material), bukaan atau pintu yang dapat disetel, reciprocating feeder dan atau menggunakan ban pengangkut (conveyor belt) feeder, dan material dingin pada ban pengangkut tersebut akan diteruskan oleh sistem pengangkut (dryer elevator) menuju pengering. Pada jenis lain dipasang bin yang terpisah, bukaan yang dapat diatur, dan sistem ban berjalan. Bukaan pada sistem pemasok harus dapat diatur sehingga didapat agregat dengan kuantitas dan ukuran yang tepat agar sesuai dengan job-mix formula yang diminta.

1.2 Pengering (Dryer) Dari pemasok dingin maka campuran agregat diangkat ke dalam pengering untuk dipanaskan dan dikeringkan pada temperatur dan kelembaban yang diminta. Komponen yang terdapat pada sistem pengering adalah :
- Silinder berputar (pengering) yang umumnya berdiameter 91 sampai dengan 305 cm dan mempunyai panjang dari 610 sampai dengan 1.219 cm. - Ketel pengering (burner) yang berisi gas atau minyak bakar untuk penyalaan.
- Kipas (fan) sebagai bagian dari sistem pengumpul debu, tapi fungsii utamanya adalah untuk memberikan udara atau oksigen untuk pembakaran dalam drum. Pada pengering dipasang serangkaian baris irisan atau potongan metal yang melengkung atau dilas dalam bentuk bervariasi dan melekat pada permukaan di bagian sebelah dalam silinder tersebut. Potongan-potongan ini dikenal sebagai "lifting flights atau flight cup" dan bentuk lainnya dengan fungsi yang relatif serupa. Flight yang dipakai untuk mengangkat dan menjatuhkan agregat melalui gas panas pembakaran umumnya berbentuk "L". Jumlah, bentuk dan susunan flights penting untuk efisiensi pengeringan. Bentuk pengering, kecepatan putaran, diameter, panjang, jumlah, dan disain dari flight mempengaruhi atau mengontrol lamanya waktu yang diperlukan pada proses pengeringan di dalam sistem pengering. Selanjutnya agregat dari pengering menuju elevator panas (hot elevator) melalui lubang atau pintu pengeluaran dekat pembakar di akhir alat pengering. Sebuah alat sensor dari instrumen thermometrik ditempatkan pada lubang pengeluaran yang akan mencatat atau memberikan data temperatur agregat yang keluar dari sistem pengering.

1.3 Pengumpul Debu (Dust Collector) Alat pengumpul debu berfungsi sebagai alat kontrol polusi udara. Gas buang didorong oleh kipas dari sistem pengering dan akibat adanya kecepatan dari gas buang maka terbawa pula partikel debu dari sistem pengering yang selanjutnya dibawa ke pengumpul debu. Pada sistem pengumpul debu terdapat beberapa jenis kombinasi pengumpul debu, yaitu kantong filter untuk partikel yang sangat halus pada gas buang lalu debu tersebut di transfer ke dalam bin untuk mineral filler, pengumpul debu cyclone untuk mengumpulkan partikel yang selanjutnya dikembalikan ke bin panas melalui sistem pengatur udara (air lock damper), pengumpul debu tipe basah (wet scrubber dust collector) mengumpulkan debu lebih lanjut dari gas buang setelah melalui pengumpul debu tipe cyclone atau kombinasi lainnya untuk sistem pengumpul debu. Muatan udara yang berisi partikel debu, asap, dan gas harus direduksi atau dikontrol sampai ambang batas yang telah ditentukan oleh peraturan-peraturan mengenai dampak Iingkungan untuk mencegah polusi pada atmosfir.

1.4 Unit Ayakan (Screening Unit) Pada unit ayakan AMP tipe batch dan continous, agregat panas yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran tersebut dikirim ke dalam bin penampung agregat bergradasi. Kebanyakan AMP memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar, yang biasanya terdiri dan empat dek. Ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin dihasilkan. Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan 'scalping" yang akan menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu pembuang. Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan kemungkinan rusak atau robek, Jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti.

1.5 Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bins) AMP tipe batch dan tipe continous harus memiliki beberapa bin agregat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Bin tersebut harus bersih dan menampung agregat dalam berbagai ukuran fraksi untuk tipe campuran aspal yang akan dihasilkan. Pembatas antar bin harus rapat dan kuat, tidak boleh berlubang, serta mempunyai tinggi yang tepat untuk mencegah tercampurnya agregat satu dengan agregat lainnya. Tiap bin harus dipasang saluran pipa untuk membuang agregat yang berlebih dan bin. Pada bagian bawah dan tiap bin dipasang dengan saluran atau bukaan sebagai pembuang yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Pada AMP tipe continous bukaan harus dapat disetel dan dikunci di tempat untuk membenkan distribusi material yang menerus dan aliran yang sama dari tiap bin ke dalam pencampur pugmill. 

1.6 Timbangan (Scales) Pada AMP tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat, timbangan bahan halus (filler), dan timbangan aspal. Pada AMP tipe batch, timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi. Berat dad hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat. Urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan. Jika unit AMP akan beroperasi, sebaiknya skala timbangan dibersihkan, tiap bagian dicek, dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang. AMP sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar.



1.7 Pintu Pengatur Bin Agregat Bergradasi (Graded Aggregate Bin Control Gates) Fungsi pintu pengatur (bukaan) bin agregat dingin pada AMP tipe continous dan batch secara umum adalah sama. Pada AMP tipe continous, proporsi dari ukuran agregat yang terpisah diatur oleh bukaan pada sistem pemasok (feeder) yang dapat disetel sehingga deposit agregat dapat secara langsung dialirkan ke dalam pugmill, sedangkan aspal dialirkan ke dalam pugmill dengan menggunakan pompa meter yang telah dikalibrasi. Sebelum proses produksi dimulai maka harus dilaksanakan kalibrasi terhadap aliran agregat dari tiap bukaan sistem pemasok. Kontraktor harus mempunyai operating instruction manual" dari pabrik pembuatnya yang dapat memberikan petunjuk mengenai kecepatan operasi dari feeder, kapasitas alir dari pompa aspal.



1.8 Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control Unit) Untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari aspal dalam campuran dengan toleransi yang telah ditentukan dalam spesifikasi digunakan timbangan atau meteran. Untuk itu jumlah aliran atau debit dan aspal yang diberikan pada pencampur harus selalu diamati.

 

1.9 Pugmill Setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal. Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragam pada semua butir agregat. Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal terbakar. Setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi, akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill. Pencampur pugmill terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur, corong dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal, dan batang penyemprot aspal. Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat, karena kalau tidak, daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata.

 

1.10 Bin Penampung (Storage Bins) Campuran aspal panas biasanya disimpan dalam bin penampung yang didesain untuk maksud tersebut. Tiap bin penampung harus dicek untuk menentukan penerimaan pada waktu tampung spesifik (specific holding times). Penerimaan berdasarkan kemampuan bin penampung untuk menahan dan mengeluarkan campuran dengan spesifikasi kriteria kualitas yang telah ditentukan dalam job-mix formula, dan bebas dari segregasi. Penyaluran ke dalam bin penampung sebaiknya tidak langsung tapi melalui sebuah timbangan pengatur.